Hidropower dalam Perspektif Lingkungan dan Agama
Mahasiswa Institut Teknologi PLN
11/8/20252 min read


Energi air atau hydropower merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang paling penting dalam perkembangan teknologi modern. Energi ini dihasilkan melalui pemanfaatan aliran air dari sungai, bendungan, atau sistem mikrohidro. Selain dikenal sebagai sumber energi yang bersih dan relatif stabil, hidropower juga mengandung dimensi filosofis dan spiritual yang sejalan dengan ajaran agama—khususnya Islam dan agama-agama lain yang menekankan kewajiban menjaga alam sebagai amanah Tuhan.
Dalam Islam, air diposisikan sebagai sumber utama kehidupan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an: “Dan Kami jadikan dari air segala sesuatu yang hidup.” (QS. Al-Anbiya: 30). Ayat ini menegaskan bahwa air merupakan anugerah agung yang harus dijaga dan dimanfaatkan secara bijak. Prinsip ini sejalan dengan pemanfaatan energi air sebagai sumber energi bersih yang tidak mencemari lingkungan. Dengan memanfaatkan aliran air untuk menghasilkan listrik, manusia menjalankan salah satu bentuk ikhtiar dalam menjaga keberlanjutan alam sekaligus mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang merusak lingkungan.
Secara teknis, hidropower bekerja dengan mengubah energi potensial dan kinetik air menjadi energi listrik melalui turbin dan generator. Proses ini tidak menghasilkan polusi udara maupun emisi gas rumah kaca secara langsung. Hal ini selaras dengan konsep khalīfah fī al-ard (pemakmur bumi), yaitu mandat ilahi agar manusia mengelola bumi dengan penuh tanggung jawab. Menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan menjadi bagian dari ibadah, karena kerusakan ekologis pada akhirnya akan berimbas pada kualitas hidup manusia. Bendungan besar, misalnya, bukan hanya menghasilkan energi dalam jumlah signifikan, tetapi juga berperan dalam pengendalian banjir dan penyediaan air irigasi, yang memberikan manfaat sosial ekonomi luas bagi masyarakat.
Dalam perspektif keagamaan, setiap upaya yang menghadirkan kemaslahatan dan kesejahteraan publik termasuk dalam kategori perbuatan baik. Pengembangan energi air dapat dimasukkan dalam kerangka maṣlaḥah, yakni segala sesuatu yang membawa kebaikan dan manfaat bagi umat manusia. Selain bendungan skala besar, terdapat pula sistem run-of-river dan mikrohidro yang lebih kecil dan relatif lebih ramah lingkungan. Mikrohidro sangat berguna bagi daerah terpencil yang belum terjangkau jaringan listrik nasional. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai keadilan sosial dan kepedulian terhadap sesama dalam ajaran agama. Melalui pembangkit kecil yang dikelola masyarakat setempat, energi air menjadi sarana pemberdayaan dan pemerataan kesejahteraan.
Energi air juga memiliki keunggulan berupa ketersediaan yang relatif stabil. Di negara tropis seperti Indonesia, aliran air umumnya berlangsung sepanjang tahun. Dalam konteks ini, manusia diajak untuk mensyukuri nikmat Tuhan yang melimpah dengan mengelolanya secara cerdas, efisien, dan tidak berlebihan. Rasa syukur tersebut tidak cukup diwujudkan dalam bentuk ucapan, tetapi juga melalui tindakan nyata menjaga, merawat, dan memanfaatkan sumber daya air secara bertanggung jawab.
Namun, pemanfaatan hidropower tetap menyisakan tantangan etis yang perlu diperhatikan. Pembangunan bendungan besar, misalnya, berpotensi menimbulkan dampak sosial dan ekologis, seperti relokasi penduduk, perubahan ekosistem sungai, dan hilangnya habitat flora dan fauna tertentu. Ajaran agama menekankan bahwa setiap kebijakan harus mempertimbangkan keseimbangan antara kemaslahatan dan kemudaratan. Karena itu, analisis dampak lingkungan yang komprehensif, dialog partisipatif dengan masyarakat terdampak, dan perencanaan yang berkelanjutan menjadi prasyarat agar pembangunan dilakukan secara adil dan beretika.
Dari sisi spiritual, pemanfaatan energi air dapat dipandang sebagai bentuk tadabbur atas ciptaan Tuhan. Aliran air yang tak henti mengingatkan manusia pada kebesaran Sang Pencipta sekaligus pada amanah untuk memelihara kehidupan. Energi air bukan sekadar solusi teknologi, melainkan simbol keharmonisan antara manusia dan alam yang diamanahkan kepadanya. Dengan potensi hidrologis yang besar, Indonesia memiliki peluang menjadikan energi air sebagai pilar strategis menuju sistem energi bersih yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan.
Dengan demikian, hidropower tidak hanya berkontribusi pada pengurangan dampak perubahan iklim, tetapi juga merefleksikan praktik keberagamaan melalui penjagaan lingkungan, penegakan keadilan sosial, dan penghormatan terhadap nikmat Tuhan. Pengembangan energi air menjadi wujud nyata integrasi sains, teknologi, dan spiritualitas dalam membangun kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Kontak
Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut.
muhammad@itpln.ac.id
+62-821-2182-4731
© 2025. All rights reserved. Institut Teknologi PLN
Alamat
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
Menara PLN, Jl. Lingkar Luar Barat, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, DKI Jakarta 11750
Website




